- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
𝗟𝗶𝗵𝗮𝘁 𝗥𝗲𝗸𝗮𝗺 : ●𝗝𝗘𝗝𝗔𝗞●𝗣𝗥𝗘𝗦𝗧𝗔𝗦𝗜●𝗣𝗘𝗡𝗚𝗛𝗔𝗥𝗚𝗔𝗔𝗡●𝗜𝗗𝗘/𝗚𝗔𝗚𝗔𝗦𝗔𝗡●
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
6 Ide atau Gagasan Capres Anies Baswedan
6 Ide atau Gagasan
Capres Anies Baswedan ..
1. Memberantas Ketimpangan.
2. Antisipasi Urbanisasi.
3. Lingkungan Hidup yang Layak.
4. Pengentasan Kesenjangan Sosial.
5. Kota yang Mandiri.
6. Transit-oriented Development.
Foto: Anies Baswedan
"Saya ingin menyampaikan yang menjadi gagasan bagaimana kota di masa depan. Gagasan diturunkan dalam bentuk narasi supaya bisa dipahami oleh semua, sehingga visi itu diketahui secara sama atau simetris oleh semua," kata Anies dalam Rakernas XVI APEKSI, Kamis (13/7/2023).
Ide pertama yang dibawa Anies untuk perencanaan Indonesia ke depannya adalah terkait ketimpangan.
Dia menilai, saat ini masih nampak dengan jelas bahwa terjadi ketimpangan di Indonesia.
Hal itu terlihat dari potret Indonesia pada malam hari, yang terlihat terang hanya di kota besar seperti Jakarta dan Surabaya saja, dimana kota lainnya nampak gelap.
"Ini peta Indonesia, potret Indonesia di malam hari. Ini adalah potret kota-kota di Indonesia. Nah ketika melihat kota-kota di Indonesia, inilah wajah ketimpangan yang ada," ujarnya.Dari semua kota di Indonesia, hanya 8 kota kita yang memiliki kualitas udara yang baik. "Hanya 8 dari semua, that is not good."
"Lalu kita menyaksikan bahwa 30 juta penduduk di perkotaan itu tinggal di pemukiman yang tidak layak," lanjutnya.
Untuk itu ke depannya, Anies membagikan apa yang menjadi visinya, ia melihat kota itu harus bisa mempercepat pemenuhan layanan dasar.
"Apa itu layanan dasar? Air, kesehatan, pendidikan, pangan, dan papan. "Ini contoh..
5 layanan dasar yang harus dipercepat pemenuhannya.
Pertama terkait pangan, semua masyarakat yang tinggal di perkotaan tidak punya lahan pertanian. Tetapi bagaimana caranya agar perkotaan dan pedesaan memiliki satu skema untuk bisa memasok kebutuhan pangan dengan harga yang terjangkau, dan sustainabilitasnya terjamin," ujarnya.
Selanjutnya yang kedua, tata kota yang produktif dan berkelanjutan. Menurutnya, produktif ini artinya kota yang efisien, aktivitas perekonomian tidak terhambat oleh faktor mobilitas, tidak terhambat oleh faktor-faktor sosial ekonomi lainnya.
"Kemudian (yang ketiga) perlunya mewujudkan interkonektivitas antar daerah. di mana itu daerah? Di dalam kotanya, dan antara kota dengan wilayah-wilayah yang berada di sekitarnya. Karena dalam praktiknya, kota-kota kita di Indonesia itu menjadi kota jasa yang memfasilitasi kabupaten-kabupaten yang berada di sekitarnya," tutur dia.
Lalu yang keempat adalah menjadikan kolaborasi sebagai praktik di perkotaan. Kota merupakan tempat berkumpulnya masalah, tetapi juga kota itu tempat berkumpulnya solusi, tempat berkumpulnya talent.
"Nah sayang kalau mengelola kota itu hanya dikerjakan oleh pemerintah kota saja, bila tidak memanfaatkan institusi-institusi. Karena itulah kolaborasi kami memandang sebagai kewajaran baru. Ini diberi catatan, karena kita perhatikan salah satu faktor yang membuat kawasan perkotaan itu bergerak lebih cepat adalah ketika kualitas pendidikan dan kualitas manusia di daerah itu makin hari makin baik," kata Anies.
Sebagai indikator saja, kata Anies, pemerataan perguruan tinggi terbilang sangat kurang. Pemerataan perguruan tinggi menumpuk di pulau Jawa, apalagi di Jawa Barat itu ada 388 perguruan tinggi, di Jakarta ada 276, di Jawa Tengah 250, dan Jawa Timur 341.
Ini menyedot talent dari seluruh Indonesia. Sekali mereka tersedot jauh dari kotanya, dari wilayah asalnya, potensi kembali itu menjadi rendah, karena itu kami melihat ini penting.
Dan yang kelima, Tidak bisa dipungkiri juga bahwa kota-kota besar menjadi pusat Rumah Sakit, Pendidikan, Kebudayaan, perdagangan yang ini berkorelasi dengan kawasan sekitarnya. Jadi pembangunan kota harus juga memasukkan bagaimana bisa kolaborasi dengan daerah-daerah sekitarnya.
4. Pengentasan Kesenjangan Sosial
Hal itu membawa kepada ide dari visi yang selanjutnya, mengentaskan kesenjangan sosial yang tinggi di perkotaan.
"Dulu saya menginisiasi program pengiriman guru ke pelosok tanah air, pelosok di Sulawesi, ada di Nusa Tenggara, di mana-mana karena adanya ketimpangan itu. Lalu, ketika saya mendapatkan tugas menjadi calon Gubernur, saya keliling Jakarta, pada saat keliling itu saya justru menemukan bahwa kemiskinan ekstrem itu adanya tidak di pelosok yang jauh sana, tapi kemiskinan ekstrim itu adanya justru di pusat pemerintahan, di pusat negara kita, di Jakarta. Yang ekstrem miskin di situ, yang ekstrem kaya juga di situ," ujarnya.
Oleh sebab itu, dia menilai pemerintah harus membereskan terlebih dahulu ketimpangan-ketimpangan yang ada di kota. Dan itu dia melihat permasalahannya ada pada pertumbuhan yang tidak berkeadilan.
Anies melihat apa yang terjadi di Jakarta adalah fenomena yang bisa terjadi di kota-kota lain pada beberapa dekade yang akan datang. Oleh karena itu dia memandang sebaiknya jangan mengulang problematika yang dilewati beberapa dekade di Jakarta dan kota besar lainnya.
"Tapi mulai dari sekarang kita tata agar kota-kota kita, ketika nantinya menjadi kota yang besar dia menjadi kota yang layak huni," cetusnya.
Ada 4 prinsip untuk kota di masa depan menurut Anies, diantaranya layak huni, asri, adil, dan maju. "Kira-kira empat prinsip itu yang kita ingin lakukan ke depan," kata dia.
Layak huni artinya air bersih, tersedia tempat tinggal yang layak, lingkungan hidupnya baik. Kemudian adil artinya ada kesetaraan dan kesempatan dari mulai pendidikan, kesehatan, sampai dengan kegiatan keagamaan. Selanjutnya maju artinya itu masyarakat terus-menerus membuat kota yang memfasilitasi dan modernisasi di kota ini.
5. Kota yang Mandiri
Ide dari visi yang selanjutnya adalah, bagaimana caranya agar kota-kota di seluruh Indonesia menjadi kota yang mandiri.
Sebab, masalah yang juga dihadapi di kota-kota seluruh Indonesia, adalah soal kemandirian fiskal. Menurut laporan dari Kementerian Keuangan, katanya, 60% atau 70% kota di Indonesia itu belum Mandiri, 29% setengah mandiri, dan hanya, 2% yang mandiri.
"Mandiri itu artinya PAD mampu membiayai lebih dari sebagian besar belanja daerah. Ini harus kita selesaikan sama-sama, tidak bisa terus-menerus kota berada dalam posisi tidak mandiri. Jadi kalau ditanya ke depan seperti apa, kita ingin kota-kota di Indonesia menjadi kota yang mandiri," tuturnya.
6. Transit-oriented Development
Ide dari visi yang berikutnya terkait dengan transportasi umum.
Menurutnya, hal ini perlu secara serius dipikirkan dari sekarang, jangan sampai terlambat.
"Kami di Jakarta berpuluh tahun menggunakan pendekatan namanya car oriented development, pembangunan berbasis mobil atau berbasis kendaraan darat. Ke depan kota-kota harus membangun berdasarkan transit-oriented development, berdasarkan kendaraan umum," cetus Anies.
Lantas, bagaimana dengan implikasinya? Anies memberikan contoh yang terjadi di Jakarta. Konsep car-oriented terjadi karena adanya aturan semakin tinggi bangunan, maka harus semakin lebar jalannya, dan sebaliknya, semakin sempit jalan maka semakin pendek bangunannya.
Kalau jalannya seperti Gatot Subroto atau Jendral Sudirman gedung nya menjadi tinggi-tinggi karena jalan yang lebar, ini car-oriented. Apa yang terjadi dengan konsep itu? kita siapkan jalur-jalur ke luar kota, lalu yang muncul problem apa? kita tidak bisa membangun bangunan yang tinggi, karena bangunan yang tinggi adalah di pinggir jalan, dan bangunan tinggi di pinggir jalan harganya mahal," tukas dia.
"Apa yang terjadi kemudian? penduduk kota itu bergeser keluar mencari tanah yang lebih murah, mencari rumah yang lebih terjangkau, lalu pemerintah menyiapkan jalan tol keluar. Jadi masuk keluar kotanya dimulai dari tata ruang yang berdasarkan pada jalan, memaksa penduduk yang keluar supaya harganya terjangkau. Pemerintah menyiapkan jalanan untuk mereka masuk menggunakan mobil, efeknya kemacetan yang luar biasa."
Sementara transit-oriented adalah menghasilkan pertumbuhan bangunan-bangunan tinggi di sekitar kawasan terminal dan kawasan stasiun.
"Yang kita harapkan adalah, penduduk yang kemarin terlempar keluar karena tidak mampu menjangkau rumah di Jakarta, mereka akan berbondong-bondong masuk kembali ke Jakarta, dan menggunakan kendaraan umum, bukan kendaraan pribadi. Jadi kami melihat problematika ini Jangan sampai terulang di kota-kota besar atau kota menuju besar lain di Indonesia," tukasnya.
Untuk melakukan perubahan itu semua, menurut Anies, perlu adanya kolaboratif atau bergotong royong, karena itu semua tidak bisa dikerjakan sendirian, butuh kolaborasi antara pusat dengan daerah.
"Jadi sudah cukup pendekatan yang orang pusat mengatakan satu dua tiga empat lima, lalu daerah mengerjakan, tidak. Sudah saatnya pusat lebih banyak mendengarkan kepada daerah. Karena yang tahu daerah itu ya bapak/ibu semua. Tidak mungkin kebijakan simetrik di semua tempat sama, setiap tempat memiliki kekhasan yang perlu solusi yang berbeda. Karena itu saya mengajak APEKSI untuk menyusun sama-sama visinya tadi. Tetapi untuk melaksanakan visinya, yuk kita kerja bareng-bareng di sini," ujarnya.
"Saya minta bapak/ibu sekalian bantu kami rumuskan apa hal yang harus diteruskan dari kebijakan sekarang. Kemudian, apa yang harus dikoreksi dari kebijakan sekarang. Lalu, apa yang harus dihentikan dari kebijakan yang ada sekarang. Dan yang terakhir, apa hal baru yang harus kita buat sama-sama supaya visi itu bisa terjadi," imbuhnya.
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Mari Kita Aminkan Indonesia 2024
Visi Misi Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar di Pilpres 2024.
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
7 Penghargaan Internasional Bergengsi Anies Baswedan dan Berbagai Prestasi Penghargaan dari dalam Negeri...
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Program Kerja Anies Berantas Korupsi: Miskinkan Koruptor, Sahkan UU Perampasan Aset
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Program Kerja Pak Anies Baswedan Bila Allah SWT meridhaiNya...Aamiin
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar